syalom


widget

welcome


widget

Sabtu, 26 November 2011

BAB 11 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN



1.       Definisi Akuntansi
Akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha atau the language of business.
Akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, dn penyampaian informasi ekonomis untuk memungkinkan pembuat pertimbangan – pertimbangan dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh pemakai informasi tersebut.
Pengertian diatas menekankan kepada fungsi dan kegiatan akuntansi, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.    Dipandang dari sudut fungsi atau kegunaannya, Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang menyediakan informasi penting untuk penilaian jalannya perusahaan, sehingga memungkinkan pimpinan perusahaan atau pihak – pihak diluar perusahaan membuat pertimbangan – pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat.
b.    Dipandang dari sudut kegiatannya, Akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi identifikasi (penentuan), pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomis.
2.       Fungsi Akuntansi
 Bagi pihak internal : Pihak manajemen perusahaan
Yaitu, guna mengetahui status dan kondisi keuangan perusahaan serta bagaimana  kemungkinnnya pada masa mendatang.
 Bagi pihak eksternal: investor, bank/lembaga keuangan, suplier dan Pemerintah
Yaitu, guna menetapkan tingkat resiko yang berkaitan dengan pinjaman atau kredit yang diberikan.
3.       Pihak – Pihak yang Berkepentingan
1.    Pimpinan Perusahaan
Alat untuk mengukur tingkat biaya kegiatan – kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan.
2.    Pemilik Perusahaan
Alat penilaian atas hasil yang telah dicapai oleh pimpinan peruahaannya.
3.    Kreditor dan Calon Kreditor
Sebagai dasar pembuatan pertimbangan dan keputusan dalam pemberian kredit.
4.    Investor dan Calon investor
Untuk menentukan atau mempertahankan modal saham dari perusahaan yang bersangkutan.
4.       Prinsip Akuntansi
Selain penerapan asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Seperti orang hidup yang harus memiliki prinsip, demikian juga dengan akuntansi.
Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah:
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.


4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya
5.       Pengertian Laporan Keuangan
laporan keuangan ialah laporan yang digunakan untuk mengetahiu keadaan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan keuangan perusahaan jasa biasanya hanya menggunakan 3 jenis laporan yaitu : laporan laba / rugi , laporan perubahan ekuitas / modal dan neraca. Hampir sama dengan perusahaan jasa, perusahaan dagang juga membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui keadaan perusahaannya, jenis laporan sebetulnya sama hanya berbeda pada unsur – unsur yang masuk dalam laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaan yang terjadi adalah pada perusahaan perseorangan dan perseroan, untuk perusahaan perseorangan, kita memakai laporan perubahan ekuitas, sedangkan untuk perusahaan kita menggunakan laporan laba ditahan.
6.       Isi laporan keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas berikut ini.
1.      Laporan Laba Rugi.
2.      Laporan Perubahan Ekuitas.
3.      Laporan Neraca.
4.      Laporan Arus Kas.


7.       Bentuk Neraca
Neraca dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk skontro
Neraca disusun menjadi dua sisi sebelah-menyebelah, sisi kiri (debit) untuk mencatat harta perusahaan dan sisi kanan (kredit) untuk mencatat utang dan modal perusahaan.
2. Bentuk staffel
Neraca disusun dari atas ke bawah secara berurutan mulai dari harta kemudian diikuti utang dan modal.
8.       Laporan Laba Rugi
Income Statement ( Laporan Laba Rugi ) adalah daftar yng berisikan ringkasan pendapatan serta biaya – biaya yang harus di pikul perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
9.       Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk Single Step atau Langsung
Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.
2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan.
10.  Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan utk tujuan umum adl menyediakan informasi yg menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yg bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Sumber refrensi :
Buku Pendidikan Dasar Akuntansi SMK Kelas 1
Buku Pengantar Akuntansi 1 ( Dharma Tintri Ediraras Sudarsono )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar