syalom


widget

welcome


widget

Rabu, 27 Juni 2012

BAB 9 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )


 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

1.     Perkembangan Dana Pembangunan Indonesia
Dari segi perencanaan pembangunan di Indonesia, APBN adalah merupakan konsep perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena itulahAPBN selalu di susun setiap tahun.
Seperti namanya, maka secara garis besar APBN terdiri dari pos-pos seperti dibawah ini:
·         Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembanguan
·         Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kebutuhan biaya pembangunan di Indonesia.

2.      Proses Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran di bagi menjadi 2 ,yakni dari atas ke bawah,dan dari bawah ke atas.
Dari atas ke bawah
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah :
1.         Metode kemampuan adalah metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
2.      Metode pembagian semena-mena merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak  lebih baik dari metode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
3.      Metode persentase penjualan menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu presentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
4.      Melihat pesaing karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar
5.      Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya. 

Dari bawah ke atas
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun.Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas,  yakni:
1.    Metode tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
2.    Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu.Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima dari hasil penjualan, Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang
3.    Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam pemakaiannya.

3.     Perkiraan Penerimaan Negara
Penerimaan Negara berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam dan luar negeri.
Secara garis besar sumber penerimaan Negara berasal dari:
Ø  Penerimaan dalam negeri
PAJAK  
1.    pajak dalam negeri
ü   pajak penghasilan (migas dan non migas)
ü   pajak pertambahan nilai
ü   cukai
ü   pajak bumi
ü   bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan serta pajak lainnya.
2.    pajak perdagangan internasional
ü  bea masuk
ü   pungutan ekspor / pajak
  BUKAN PAJAK  
ü  penerimaan SDA (minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan dan perikanan)
ü   bagian laba BUMN
ü  penerimaan bukan pajak lainnya

4.     Perkiraan Pengeluaran
secara garis besar, pengeluaran Negara di kelompokan menjadi dua yakni:
·      Pengeluaran rutin Negara
Pengeluaran rutin Negara, adalah pengeluaran yang dapat dikatakan selalu ada dan telah terencana sebelumnya secara rutin, diantaranya;
1.    Pengeluaran untuk belanja pegawai
2.    Pengeluaran untuk belanja barang
3.    Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
4.    Pembayaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
5.    Pengeluaran lain-lain
·      Pengeluaran pembangunan
Secara garis besar, yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan diantaranya:
1.    Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen atau lembaga Negara, diantaranya untuk membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen atau lembaga Negara bersangkutan.
2.    Pengeluaran pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah
3.    Pengeluaran pembangunan lain

5.     Dasar Perhitungan Perkiraan Penerimaan Negara
Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan Negara, ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan. Hal-hal tersebut adalah:
·         Penerimaan dalam negeri dari Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah:
1.    Produksi minyak rata-rata per hari
2.    Harga rata-rata ekspor minyak mentah
·         Penerimaan dalam negeri di luar Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah:
1.    Pajak penghasilan
2.    Pajak pertambahan nilai
3.    Bea cukai
4.    Pajak ekspor
5.    Pajak Bumi dan Bangunan
6.    Bea materai
7.    Penerimaan bukan pajak
8.    Penerimaan dari hasil penjualan BBM
9.    Pajak lainnya
·         Penerimaan pembangunan
Terdiri dari penerimaan bantuan program dan bantuan proyek


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar